MATERI MIKRO TIK
Selasa, 16 Desember 2014
Senin, 15 Desember 2014
MATERI TENTANG PENGALAMATAN
IP Address
IP address merupakan sebuah sekumpulan bilangan biner sepanjang 32 bit yang dibagi menjadi 4 segmen dan setiap segmen nya terdiri dari 8 bit.
Pada artikel terdahulu IT Newbie pernah membahas tentang Perbedaan Antara KBps dengan Kbps dan Perbedaan OS Windows 32 bit dengan 64 bit, namun kali ini IT Newbie akan memberikan tutorial tentang networking dasar dengan mengetahui Perbedaan antara IPv4 dengan IPv6, Langsung saja kita bahas, seperti berikut ini :
Perbedaan utama pada IPv4 dan IPv6 pada umumnya adalah perbedaan jumlah bit nya.
Pada IPv4 juga telah dijelaskan bahwa tentang kelas-kelas IPv4 dari kelas A sampai kelas E.
Didalam penulisan mengetahui IPv6, maka kita akan mengetahui dan mempelajari format penulisannya dahulu, yaitu :
1. Prefered merupakan cara penulisan formal atau standar
2. Compressed merupakan cara penulisan kompresi atau penyingkatan
3. Mixed merupakan cara penulisan secara gabungan
Setelah mengetahui dan mengenal kedua versi IP tersebut, maka maka akan kita lihat perbedaan keduanya antara IPv4 dengan IPv6 :
Perbedaan antara IPv4 dan IPv6 :
1. Pada IPv4 memiliki panjang 32 bit, namun sedangkan IPv6 memiliki panjang 128bit
2.Pada IPv4 menggunakan dotted decimal format, namun sedangkan IPv6 menggunakan colon hexadecimal format.
3. Pada IPv4 menggunakan static address (IP public) dan dinamic address (DHCP) dalam pengalamatannya, namun sedangkan IPv6 menggunakan stateless address configuration dan menggunakan stateful aaddress configuration.
4. Pada IPv4 menggunakan representasi alamat dengan menggunakan subnet mask, namun sedangkan IPv6 tidak menggunakan subnet mask.
5. Pada IPv4 address resolution protocol (ARP) digunakan untuk menerjemahkan alamat MAC dari alamat IP, namun sedangkan IPv6 Multicast Neighbor Solicititation Messages digunakan sebagai pengganti dari ARP.
Pengalokasian IP Address
IP Address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID. Network ID menunjukkan nomor network, sedangkan host ID mengidentifkasikan host dalam satu network. Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address se-efisien mungkin.
Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan tersebut adalah :
Network ID 127.0.0.1 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan dalam keperluan ‘loop-back’. (‘Loop-Back’ adalah IP address yang digunakan komputer untuk menunjukan dirinya sendiri).
Host ID tidak boleh semua bitnya diset 1 (contoh klas A: 126.255.255.255), karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paket ini didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit diset 0 seperti 0.0.0.0), Karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan, dan tidak menunjukan suatu host.
Host ID harus unik dalam suatu network (dalam satu network, tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama).
Aturan lain yang menjadi panduan network engineering dalam menetapkan IP Address yang dipergunakan dalam jaringan lokal adalah sebagai berikut :
0.0.0.0/8 ---> 0.0.0.1 s.d. 0.255.255.254
Hosts/Net: 16.777.214
10.0.0.0/8 ---> 10.0.0.1 s.d. 10.255.255.254
Hosts/Net: 16.777.214
127.0.0.0/8 ---> 127.0.0.1 s.d. 127.255.255.254
Hosts/Net: 16.777.214
172.16.0.0/12 ---> 172.16.0.1 s.d.172.31.255.254
Hosts/Net: 1.048.574 (Private Internet)
192.0.2.0/24 ---> 192.0.2.1 s.d. 192.0.2.254
Hosts/Net: 254
192.168.0.0/16 ---> 192.168.0.1 s.d.192.168.255.254
Hosts/Net: 65.534 (Private Internet)
169.254.0.0/16 ---> 169.254.0.1 s.d.169.254.255.254
Hosts/Net: 65.534
dan semua space dari klas D dan E dapat digunakan untuk IP Address local area network, karena IP ini tidak digunakan (di publish) di internet.
Range IP AddressDalam dunia jaringan, terutama Internet, kita sering mengenal istilah IP Address. Lalu apakah IP Address itu?
IP Address merupakan alamat yang dimiliki oleh host/device/komputer. Alamat ini dibuat berdasarkan protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). TCP/IP sendiri merupakan suatu aturan yang mengatur bagaimana komputer berhubungan dari satu ujung jaringan ke ujung jaringan lain terutama di Internet.
Kita kembali ke IP Address. Dalam dunia nyata, IP Address ini ibarat alamat surat pos. Seperti kita ketahui, alamat surat tidak ada satu pun yang sama, walaupun mempunyai nama jalan yang berbeda, tidak akan ada alamat yang mempunyai negara, provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, dst yang sama, pasti ada yang berbeda.
IP Address sendiri sekarang sudah mencapai versi 6 atau IPv6. Namun, dewasa ini yang masih umum dipakai adalah IPv4. Nah, kali ini kita akan sedikit membahas tentang IP Range. IP Range perlu diketahui untuk menyesuaikan berapa jumlah alamat yang kita butuhkan untuk suatu jaringan sesuai dengan kebutuhan.
OK, langsung aja.
IP Address memiliki 4 blok angka,
192.168.2.0
Semua angka di atas bernilai 32 bit (4 byte). Jadi, masing-masing blok, bernilai 8 bit (1 byte)
IP Address mempunyai pasangan yang dinamakan Netmask (Topeng jaringan, hehe). Sesuai namanya, Netmask ini layaknya seperti topeng yang menentukan seberapa besar range IP Address yanng akan kita miliki. Semakin besar netmask, semakin kecil IP range, begitu pun sebaliknya.
Berikut contoh netmask
255.255.255.0
Penulisan netmask di atas bertujuan untuk memudahkan kita sebagai manusia. Adapun jika dibaca oleh komputer, Netmask ini akan diubah menjadi bilangan biner
nilai tertinggi : 255=11111111
nilai terrendah : 0=0000000 (8 digit angka 0 disesuaikan dengan jumlah digit dari 255)
Kadang-kadang, penulisan Netmask ini digabungkan di belakang alamat IP. Contohnya:
192.168.100.36/28
/28 ini menyatakan jumlah angka 1 dalam binernya Netmask
11111111.11111111.11111111.11110000 (ada 28 angka 1)
Oh, ya, aku mau berikan dua cara yang bisa dipilih, cara standar dan cara cepat
CARA STANDAR
Contoh 1 :
Bila diberikan IP 192.168.100.36/28, berapakah range IP Addressnya?
Ubah angka paling belakang IP menjadi angka biner
36=01000100
Tambahkan 0 di depan angka biner jika belum memennuhi 8 digit
36=00100100 (Analogi: 20 = 020)
Karena netmasknya /28, maka akan tersisa digit angka biner terakhir yang sebanyak 4 digit
Penjelasannya:
jumlah angka 1 di Netmasknya ada 28, maka netmasknya:
11111111.11111111.11111111.11110000
( 255 . 255 . 255 . 240 )
Maka, hanya ada 4 digit paling akhir yang dapat diotak-atik.
0010 | 0100
Ambil 4 digit angka terakhir tersebut, ubah jadi nilai paling rendah (0000) dan nilai paling tinggi (1111)
0010 | 0000
0010 | 1111
Kembalikan ke bentuk desimal
0010 | 0000 = 32
0010 | 1111 = 47
Maka, range IP dari 192.168.100.36/28 adalah dari 192.168.10 [32....47]
Hal ini berarti ada 16 alamat yang ada, mulai dari 192.168.10.32 sampai dengan 192.168.100.47
Namun perlu diperhatikan akan ada 2 (dua) alamat yang tidak bisa dipakai. Jadi, yang bisa dipakai sebagai hostadalah dari 192.168.10.33 sampai dengan 192.168.100.46 karena alamat 192.168.10.32 dipakai sebagai net address, sedangkan 192.168.100.47 dipakai sebagai broadcast address. Sehingga ada 14 alamat yang tersedia digunakan untukhost.
Contoh 2 :
Tentukan range IP Address dari IP 202.10.30.88 dan Netmasknya 255.255.255.252
Ubah angka terakhir IP menjadi bilangan biner
88 = 01011000
Karena sudah 8 digit, maka tidak diubah
Perhatikan Netmask yang memiliki angka bukan 255. Hal ini karena netmask yang memiliki angka 255 otomatis memiliki kemungkinan pengalamatan satu. Ingat aturan awal semakin besar netmask, semakin kecil kemungkinan pengalamatan (semakin kecil range). Oleh karena itu, kita akan otak-atik angka 252
252 = 11111100
Maka, kita hanya bisa mengotak-atik dua digit terakhir
88 = 010110 | 00
Ambil 2 digit angka terakhir tersebut, ubah jadi nilai terrendah (00) dan nilai tertinggi (11)
0010110 | 00
0010110 | 11
Ubah kembali menjadi bilangan desimal
0010110 | 00 = 88
0010110 | 11 = 91
Maka, range IP Addressnya 202.10.30 [88....91]
Sehingga, akan ada 4 alamat yanng tersedia.
net address : 202.10.30.88
host address : 202.10.30[89....90] (ada 13 alamat yang bisa digunakan)
broadcast address :202.10.30.91
CARA CEPAT
Contoh 1 :
Bila diberikan IP 192.168.100.36/28, berapakah range IP Addressnya?
Cari netmask desimalnya
/28 = 11111111.11111111.11111111.11110000
/28 = 255 . 255 . 255 . 240
Cari selisih netmask
IP Address : 192 . 168 . 100 . 36
Selisih : (265-255) . (256-255) . (256-255).(256-240)
Jumlah : 1 . 1 . 1 . 16
Range IP : 192 . 168 . 100 . [32.....47]
[32.....47] diambil dari pembagian 256 terhadap 16, menjadi beberapa range
0 - 15
16 - 31
32 - 47 Range di mana 36 berada
48 - 63
dst s/d
240 – 255
Sehingga ada 16 alamat yang tersedia
Contoh 2
Tentukan range IP Address dari IP 202.10.30.88 dan Netmasknya 255.255.255.252
Cari selisih netmask
IP Address
202
10
30
88
Netmask
255
255
255
252
Selisih
(256-255)
(256-255)
(256-255)
(256-252)
Jumlah
1
1
1
4
Range IP
202
10
30
[88....91]
Range IP : 202 . 10 . 30 . [88.....91]
[88....91] diambil dari pembagian 256 terhadap 4 menjadi beberapa range
0 - 3
4 - 7
8 - 11
dst
88 - 91 Tempat angka 88 berada
92 - 95
96 - 99
dst
252 – 255
Lebih baik kamu buat garis bilangan, biar mudah
Sehingga, Sehingga, akan ada 4 alamat yanng tersedia.
net address
202.10.30.88
host address
202.10.30[89....90] (ada 13 alamat yang bisa digunakan)
broadcast address
202.10.30.91
MAC Address
MAC (Medium Access Control) Address atauPhysical Address adalah setara dengan nomor seri Kartu Jaringan (Network Interface Card/NIC). Setiap alamat MAC adalah unik yang panjangnya terdiri dari 48 bit. 24 bit pertama dari MAC Address merepresentasikan vendor pembuat kartu tersebut dan 24 bit sisanya merepresentasikan nomor kartu tersebut. Pada lapisan OSI (Open System Interconnection) MAC Address menempati lapisan Data Link Layer (layer kedua setelahPhysical Layer).
MATERI SET INSTRUKSI
Set intruksi berupa jenis pengalamatan, system bust, CPU dan I/O set intruksi mode dan format pengalamatan
• Operasi dari CPU ditentukan oleh instruksi-instruksi yang dilaksanakan atau dijalankannya. Instruksi ini disebut sebagai instruksi mesin atau instruksi computer
• Kumpulan dari instruksi-instruksi yang berbeda yang dapat dijalankan oleh CPU disebut set instruksi
Elemen-elemen dari instruksi mesin
• Operation Code: menentukan operasi yang akan dilaksanakan
• Source operand reference: merupakan input bagi operasi yang akan dilaksanakan
• Result operand reference: merupakan hasil dari operasi yang dilaksanakan
• Next instruction reference: memberitahu CPU untuk mengambil (fetch) instruksi yang dijalankan
Selesai. Source dan result operands dapat berupa salah satu diantara
3 jenis berikut ini:
• Main or Virtual memory
• CPU register
• I/O device
Desain set instruksi
Desain set instruksi merupakan masalah yang kompleks yang melibatkan banyak aspek , diantaranya adalah:
1. Kelengkapan set instruksi
2. Ortogonalitas (sifat independensi instruksi)
3. Kompatibilitas:
-source code compatibility
-object code compatibility
Selain ketiga aspek tersebut juga melibatkan hal-hal sebagai berikut:
1. Operation repertoire: berapa banyak dan operasi apa saja yang disediakan, dan berapa sulit operasinya
2. Data types: tipe/jenis data yang dapat olah instruction format: panjangnya, banyaknya alamat
3. Register: banyaknya register yang dapat digunakan 4 addressing: mode pengalamatan untuk operand
Format instruksi
Suatu instruksi terdiri dari beberapa field yang sesuai dengan elemen dalam instruksi tersebut. Layout dari suatu instruksi sering disebut sebagai format instruksi
Opcode operand reference jenis-jenis operand
• Address (akan dibahas pada addressing modes)
• Numbers:
-integer or fixed
-floating point
-decimal (BCD)
* character:
- ASCII
- EBCDIC
Jenis instruksi
• data processing arithmetic dan logic instructions
• data storage: memory instructions
• data movement: I/O instructions
• control: test and branch instructions
transfer data
• menetapkan lokasi operand sumber dan operand tujuan
• lokasi-lokasi tersebut dapat berupa memori, register atau bagian paling atas daripada stack
• menetapkan panjang data yang dipindahkan
• menetapkan mode pengalamatan
• tindakan CPU untuk melakukan transfer data adalah:
- memindahkan data dari suatu lokasi ke lokasi lain
- apabila memori dibatkan:
a. Menetapkan alamat memori
b. Menjalankan transformasi alamat memori actual
c. Mengawali pembacaan/penulisan memori
Operasi set instruksi untuk transfer data
• Move: memindahkan word atau blok dari sumber ke tujuan
• Store: memindahkan word dari prosesor ke memori
• Load: memindahkan word dari memori ke prosesor
• Exchange: menukar isi sumber ke tujuan
• Clear/reset: memindahkan word 0 ke tujuan
• Set: memindahkan word 1 ke tujuan
• Push: memindahkan word dari sumber ke bagian paling atas stack
• Pop: memindahkan word dari bagian paling atas sumber
Arithmetic
Tindakan CPU untuk melakukan operasi arithmetic:
• Transfer data sebelum atau sesudah
• Melakukan fungsi dalam ALU
• Men-set kode-kode kondisi dan flag
Operasi set instruksi untuk arithmetic:
• ADD: pejumlahan 5. ABSOLUTE
• SUBTRACK: pengurangan 6. NEGATIVE.
• MULTIPLY: perkalian 7. DECREMENT.
• DIVIDE: pembagian 8. INCREMENT
Nomor 5 sampai 8 merupakan instruksi tunggal LOGICAL
Tindakan CPU sama dengan arithmetic
Operasi set instruksi untuk operasi logical:
1. AND, OR, NOT, EXOR,
2. COMPARE: melakukan perbandingan logika
3. TEST: menguji kondisi tertentu.
4. SHIFT: operand menggeser ke kiri atau ke kanan menyebabkan konstanta pada ujung bit
5. ROTATE: operand menggeser ke kiri atau ke kanan dengan ujung yang terjalin
Converse
Tindakan CPU sama dengan arithmetic dan logical
Instruksi yang mengubah bilangan decimal menjadi bilangan biner.
1. TRANSLATE: menterjemahkan nilai-nilai dalam suatu bagian memori berdasarkan table
2. CONVERT: mengkorversi isi suatu word dari suatu bentuk ke bentuk lainnya.
NPUT / OUPUT
* Tindakan CPU untuk melakukan INPUT /OUTPUT :
1. Apabila memory mapped I/O maka menentukan alamat memory mapped.
2. Mengawali perintah ke modul I/O
* Operasi set instruksi Input / Ouput :
1. INPUT : memindahkan data dari pernagkat I/O tertentu ke tujuan
2. OUTPUT : memindahkan data dari sumber tertentu ke perangkat I/O
3. START I/O : memindahkan instruksi ke prosesor I/O untuk mengawali operasi I/O
4. TEST I/O : memindahkan informasi dari sistem I/O ke tujuan TRANSFER CONTROL
* Tindakan CPU untuk transfer control : Mengupdate program counter untuk subrutin , call / return.
* Operasi set instruksi untuk transfer control :
1. JUMP (cabang) : pemindahan tidak bersyarat dan memuat PC dengan alamat tertentu.
2. JUMP BERSYARAT : menguji persyaratan tertentu dan memuat PC dengan alamat tertentu atau tidak melakukan apa tergantung dari persyaratan.
3. JUMP SUBRUTIN : melompat ke alamat tertentu.
4. RETURN : mengganti isi PC dan register lainnya yang berasal dari lokasi tertentu.
5. EXECUTE : mengambil operand dari lokasi tertentu dan mengeksekusi sebagai instruksi
6. SKIP : menambah PC sehingga melompati instruksi berikutnya.
7. SKIP BERSYARAT : melompat atau tidak melakukan apa-apa berdasarkan pada persyaratan
8. HALT : menghentikan eksekusi program.
9. WAIT (HOLD) : melanjutkan eksekusi pada saat persyaratan dipenuhi
10. NO OPERATION : tidak ada operasi yang dilakukan.
CONTROL SYSTEM
* Hanya dapat dieksekusi ketika prosesor berada dalam keadaan khusus tertentu atau sedang mengeksekusi suatu program yang berada dalam area khusus, biasanya digunakan dalam sistem operasi. * Contoh : membaca atau mengubah register kontrol.
JUMLAH ALAMAT (NUMBER OF ADDRESSES)
* Salah satu cara tradisional untuk menggambarkan arsitektur prosessor adalah dengan melihat jumlah alamat yang terkandung dalam setiap instruksinya.
* Jumlah alamat maksimum yang mungkin diperlukan dalam sebuah instruksi :
1. Empat Alamat ( dua operand, satu hasil, satu untuk alamat instruksi berikutnya)
2. Tiga Alamat (dua operand, satu hasil)
3. Dua Alamat (satu operand merangkap hasil, satunya lagi operand)
4. Satu Alamat (menggunakan accumulator untuk menyimpan operand dan hasilnya)
Macam-macam instruksi menurut jumlah operasi yang dispesifikasikan
1. O – Address Instruction
2. 1 – Addreess Instruction.
3. N – Address Instruction
4. M + N – Address Instruction
Macam-macam instruksi menurut sifat akses terhadap memori atau register
1. Memori To Register Instruction
2. Memori To Memori Instruction
3. Register To Register Instruction
ADDRESSING MODES
Jenis-jenis addressing modes (Teknik Pengalamatan) yang paling umum:
* Immediate
* Direct
* Indirect
* Register
* Register Indirect
* Displacement
* Stack
MATERI FLOWCHART
STRUCTUR CHART (BAGAN STRUKTUR)
Fungsi dari Structure Chart digunakan untuk mendefinisikan dan mengilustrasikan dari sistem secara berjenjang dalam bentuk modul dan sub modul. Structure Chart juga menunjukkan hubungan elemen data dan elemen kontrol serta hubungan antar modulnya, sehingga Structure Chart dapat memberikan penjelasan yang lengkap dari sistem dipandang dari elemen data, elemen kontrol, modul dan hubungan antar modulnya.
SIMBOL-SIMBOL DASAR
Dalam menggambarkan struktur organisasi sistem secara berjenjang digunakan beberapa macam simbol. Simbol-simbol ini merupakan simbol-simbol standar yang paling banyak digunakan.
Disamping simbol-simbol standar tersebut, pemrogram juga dapat menambah khasanah simbol yang akan digunakan dalam penggambaran tersebut, tetapi pemrogram juga harus memberi penjelasan tentang maksud dari simbol yang dibuat tersebut dalam bentuk kamus simbol. Namun demikian sebaiknya pemrogram menggunakan simbol-simbol standar untuk menggambarkan struktur sistem tersebut agar mudah dipahami oleh pemrogram lain.
flowchart 1
flowchart 1
Contoh penggunaan simbol-simbol pada structure chart dalam menggambarkan struktur suatu sistem.
flowchart 2
flowchart 2
Structure Chart memiliki dua model penggambaran sistem, yaitu Transformes-Centered dan Transaction-Centered
Transformed-Centered
Structure Chart dengan model Transformed Centered menggambarkan sistem dalam cabang utama, yaitu :
Cabang Input yang merupakan cabang yang akan menerima input dan menentukan status input untuk siap di proses
Cabang Proses yang merupakan cabang yang akan melakukan fungsi utama dari sistem, yaitu memproses input yang dikirim dari cabang input
Cabang Output, merupakan cabang yang akan memformat data menjadi output
flowchart 3
flowchart 3
Transaction-Centered
flowchart 4
flowchart 4
HIPO (Hierarchy plus Input-Process-Output)
Merupakan alat dokumentasi program yang dikembangkan dan didukung oleh IBM. Tetapi kini HIPO juga telah digunakan sebagai alat bantu untuk merancang dan mendokumentasikan siklus pengembangan sistem
SASARAN HIPO
HIPO telah dirancang dan dikembangkan secara khusus untuk menggambarkan suatu struktur bertingkat guna memahami fungsi-fungsi dari modul-modul suatu sistem, dan HIPO juga dirancang untuk menggambarkan modul-modul yang harus diselesaikan oleh pemrogram. HIPO tidak dipakai untuk menunjukkan instruksi-instruksi program yang akan digunakan, disamping itu HIPO menyediakan penjelasan yang lengkap dari input yang akan digunakan, proses yang akan dilakukan serta output yang diinginkan.
DIAGRAM HIPO
HIPO menggunakan tiga macam diagram untuk masing-masing tingkatannya, yaitu sebagai berikut :
Visual table of contents
Diagram ini menggambarkan hubungan dari modul-modul dalam suatu sistem secara berjenjang
flowchart 5
flowchart 5
Overview diagrams
Overview diagrams digunakan untuk menunjukkan secara garis besar hubungan dari input, proses dan output, dimana bagian input menunjukkan item-item data yang akan digunakan oleh bagian proses berisi langkah-langkah yang menggambarkan kerja dari fungsi atau modul dan bagian output berisi hasil pemrosesan data.
flowchart 6
flowchart 6
Detail Diagram
Detail Diagram berisi elemen-elemen dasar dari paket yang menggambarkan secara rinci kerja dari fungsi atau modul
flowchart 7
flowchart 7
FLOWCHART
Adalah Bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma
Tujuan Utama dari penggunaan Flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhanna, terurai, rapi dan jelas dengan menggunakan simbol-simbol yang standar. Tahap penyelesaian masalah yang disajikan harus jelas, sederhana, efektif dan tepat.
Dalam penulisan Flowchart dikenal dua model, yaitu Sistem Flowchart dan Program Flowchart
SISTEM FLOWCHART
Merupakan diagram alir yang menggambarkan suatu sistem peralatan komputer yang digunakan dalam proses pengolahan data serta hubungan antar peralatan tersebut
Sistem Flowchart ini tidak digunakan untuk menggambarkan urutan langkah untuk memecahkan masalah, tetapi hanya untuk menggambarkan prosedur dalam sistem yang dibentuk
Dalam menggambar Flowchart biasanya digunakan simbol-simbol standar, tetapi pemrograman juga dapat membuat simbol-simbol sendiri apabila simbol-simbol yang telah tersedia di rasa masih kurang. Dalam kasus ini pemrogram harus melengkapi gambar Flowchart tersebut dengan kamus simbol yang digunakannya, agar pemrogram lain dapat mengetahui maksud dari simbol-simbol tersebut.
Berikut ini adalah gambar dari simbol-simbol standar yang telah banyak digunakan pada penggambaran Sistem Flowchart serta contoh penggunaannya.
flowchart 8
flowchart 8
Contoh Penggunaan Sistem Flowchart
flowchart 9
flowchart 9
PROGRAM FLOWCHART
Merupakan diagram alir yang menggambarkan urutan logika dari suatu prosedur pemecahan masalah.
Dalam menggambarkan program Flowchart, telah tersedia simbol-simbol standar, tetapi seperti pada sistem flowchart, pemrogram dapat menambah khasanah simbol-simbol tersebut, tetapi pemrogram juga harus melengkapi penggambaran program Flowchart dengan kamus simbol.
Berikut ini adalah gambar dari simbol-simbol standar yang digunakan pada program Flowchart
flowchart 10
flowchart 10
Pada penggambaran program Flowchart terdapat dua jenis metode, yaitu Conceptual Flowchart dan Detail Flowchart. Conceptual Flowchart menggambarkan tentang alur dari suatu pemecahan masalah secara global saja, sedangkan Detail Flowchart menggambarkan alur pemecahan masalah secara rinci.
flowchart 11
flowchart 11
flowchart 12
flowchart 12
Sumber :
http://mikrotikindo.blogspot.com/2013/02/belajar-mikrotik-teori-dasar-mikrotik.html
materi flowchart, pengalamatan, set instruksi
MATERI FLOWCHART
SIMBOL-SIMBOL DASAR
Dalam menggambarkan struktur organisasi sistem secara berjenjang digunakan beberapa macam simbol. Simbol-simbol ini merupakan simbol-simbol standar yang paling banyak digunakan.
Disamping simbol-simbol standar tersebut, pemrogram juga dapat menambah khasanah simbol yang akan digunakan dalam penggambaran tersebut, tetapi pemrogram juga harus memberi penjelasan tentang maksud dari simbol yang dibuat tersebut dalam bentuk kamus simbol. Namun demikian sebaiknya pemrogram menggunakan simbol-simbol standar untuk menggambarkan struktur sistem tersebut agar mudah dipahami oleh pemrogram lain.
flowchart 1
flowchart 1
Contoh penggunaan simbol-simbol pada structure chart dalam menggambarkan struktur suatu sistem.
flowchart 2
flowchart 2
Structure Chart memiliki dua model penggambaran sistem, yaitu Transformes-Centered dan Transaction-Centered
Transformed-Centered
Structure Chart dengan model Transformed Centered menggambarkan sistem dalam cabang utama, yaitu :
Cabang Input yang merupakan cabang yang akan menerima input dan menentukan status input untuk siap di proses
Cabang Proses yang merupakan cabang yang akan melakukan fungsi utama dari sistem, yaitu memproses input yang dikirim dari cabang input
Cabang Output, merupakan cabang yang akan memformat data menjadi output
flowchart 3
flowchart 3
Transaction-Centered
flowchart 4
flowchart 4
HIPO (Hierarchy plus Input-Process-Output)
Merupakan alat dokumentasi program yang dikembangkan dan didukung oleh IBM. Tetapi kini HIPO juga telah digunakan sebagai alat bantu untuk merancang dan mendokumentasikan siklus pengembangan sistem
SASARAN HIPO
HIPO telah dirancang dan dikembangkan secara khusus untuk menggambarkan suatu struktur bertingkat guna memahami fungsi-fungsi dari modul-modul suatu sistem, dan HIPO juga dirancang untuk menggambarkan modul-modul yang harus diselesaikan oleh pemrogram. HIPO tidak dipakai untuk menunjukkan instruksi-instruksi program yang akan digunakan, disamping itu HIPO menyediakan penjelasan yang lengkap dari input yang akan digunakan, proses yang akan dilakukan serta output yang diinginkan.
DIAGRAM HIPO
HIPO menggunakan tiga macam diagram untuk masing-masing tingkatannya, yaitu sebagai berikut :
Visual table of contents
Diagram ini menggambarkan hubungan dari modul-modul dalam suatu sistem secara berjenjang
flowchart 5
flowchart 5
Overview diagrams
Overview diagrams digunakan untuk menunjukkan secara garis besar hubungan dari input, proses dan output, dimana bagian input menunjukkan item-item data yang akan digunakan oleh bagian proses berisi langkah-langkah yang menggambarkan kerja dari fungsi atau modul dan bagian output berisi hasil pemrosesan data.
flowchart 6
flowchart 6
Detail Diagram
Detail Diagram berisi elemen-elemen dasar dari paket yang menggambarkan secara rinci kerja dari fungsi atau modul
flowchart 7
flowchart 7
FLOWCHART
Adalah Bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma
Tujuan Utama dari penggunaan Flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhanna, terurai, rapi dan jelas dengan menggunakan simbol-simbol yang standar. Tahap penyelesaian masalah yang disajikan harus jelas, sederhana, efektif dan tepat.
Dalam penulisan Flowchart dikenal dua model, yaitu Sistem Flowchart dan Program Flowchart
SISTEM FLOWCHART
Merupakan diagram alir yang menggambarkan suatu sistem peralatan komputer yang digunakan dalam proses pengolahan data serta hubungan antar peralatan tersebut
Sistem Flowchart ini tidak digunakan untuk menggambarkan urutan langkah untuk memecahkan masalah, tetapi hanya untuk menggambarkan prosedur dalam sistem yang dibentuk
Dalam menggambar Flowchart biasanya digunakan simbol-simbol standar, tetapi pemrograman juga dapat membuat simbol-simbol sendiri apabila simbol-simbol yang telah tersedia di rasa masih kurang. Dalam kasus ini pemrogram harus melengkapi gambar Flowchart tersebut dengan kamus simbol yang digunakannya, agar pemrogram lain dapat mengetahui maksud dari simbol-simbol tersebut.
Berikut ini adalah gambar dari simbol-simbol standar yang telah banyak digunakan pada penggambaran Sistem Flowchart serta contoh penggunaannya.
flowchart 8
flowchart 8
Contoh Penggunaan Sistem Flowchart
flowchart 9
flowchart 9
PROGRAM FLOWCHART
Merupakan diagram alir yang menggambarkan urutan logika dari suatu prosedur pemecahan masalah.
Dalam menggambarkan program Flowchart, telah tersedia simbol-simbol standar, tetapi seperti pada sistem flowchart, pemrogram dapat menambah khasanah simbol-simbol tersebut, tetapi pemrogram juga harus melengkapi penggambaran program Flowchart dengan kamus simbol.
Berikut ini adalah gambar dari simbol-simbol standar yang digunakan pada program Flowchart
flowchart 10
flowchart 10
Pada penggambaran program Flowchart terdapat dua jenis metode, yaitu Conceptual Flowchart dan Detail Flowchart. Conceptual Flowchart menggambarkan tentang alur dari suatu pemecahan masalah secara global saja, sedangkan Detail Flowchart menggambarkan alur pemecahan masalah secara rinci.
flowchart 11
flowchart 11
flowchart 12
flowchart 12
Pengertian, Model dan Simbol Flowchart 5
Posted by annida belladiena at monday, december, 15
Tagged: computer programming lesson, flowchart, lessons, pengertian, simbol
MATERI TENTANG PENGALAMATAN
IP Address
IP address merupakan sebuah sekumpulan bilangan biner sepanjang 32 bit yang dibagi menjadi 4 segmen dan setiap segmen nya terdiri dari 8 bit.
Pada artikel terdahulu IT Newbie pernah membahas tentang Perbedaan Antara KBps dengan Kbps dan Perbedaan OS Windows 32 bit dengan 64 bit, namun kali ini IT Newbie akan memberikan tutorial tentang networking dasar dengan mengetahui Perbedaan antara IPv4 dengan IPv6, Langsung saja kita bahas, seperti berikut ini :
Perbedaan utama pada IPv4 dan IPv6 pada umumnya adalah perbedaan jumlah bit nya.
Pada IPv4 juga telah dijelaskan bahwa tentang kelas-kelas IPv4 dari kelas A sampai kelas E.
Didalam penulisan mengetahui IPv6, maka kita akan mengetahui dan mempelajari format penulisannya dahulu, yaitu :
1. Prefered merupakan cara penulisan formal atau standar
2. Compressed merupakan cara penulisan kompresi atau penyingkatan
3. Mixed merupakan cara penulisan secara gabungan
Setelah mengetahui dan mengenal kedua versi IP tersebut, maka maka akan kita lihat perbedaan keduanya antara IPv4 dengan IPv6 :
Perbedaan antara IPv4 dan IPv6 :
1. Pada IPv4 memiliki panjang 32 bit, namun sedangkan IPv6 memiliki panjang 128bit
2.Pada IPv4 menggunakan dotted decimal format, namun sedangkan IPv6 menggunakan colon hexadecimal format.
3. Pada IPv4 menggunakan static address (IP public) dan dinamic address (DHCP) dalam pengalamatannya, namun sedangkan IPv6 menggunakan stateless address configuration dan menggunakan stateful aaddress configuration.
4. Pada IPv4 menggunakan representasi alamat dengan menggunakan subnet mask, namun sedangkan IPv6 tidak menggunakan subnet mask.
5. Pada IPv4 address resolution protocol (ARP) digunakan untuk menerjemahkan alamat MAC dari alamat IP, namun sedangkan IPv6 Multicast Neighbor Solicititation Messages digunakan sebagai pengganti dari ARP.
Pengalokasian IP Address
IP Address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID. Network ID menunjukkan nomor network, sedangkan host ID mengidentifkasikan host dalam satu network. Pengalokasian IP address pada dasarnya ialah proses memilih network ID dan host ID yang tepat untuk suatu jaringan. Tepat atau tidaknya konfigurasi ini tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengalokasikan IP address se-efisien mungkin.
Terdapat beberapa aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang hendak digunakan. Aturan tersebut adalah :
Network ID 127.0.0.1 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan dalam keperluan ‘loop-back’. (‘Loop-Back’ adalah IP address yang digunakan komputer untuk menunjukan dirinya sendiri).
Host ID tidak boleh semua bitnya diset 1 (contoh klas A: 126.255.255.255), karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID broadcast merupakan alamat yang mewakili seluruh anggota jaringan. Pengiriman paket ke alamat ini akan menyebabkan paket ini didengarkan oleh seluruh anggota network tersebut.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit diset 0 seperti 0.0.0.0), Karena IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network adalah alamat yang digunakan untuk menunjuk suatu jaringan, dan tidak menunjukan suatu host.
Host ID harus unik dalam suatu network (dalam satu network, tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama).
Aturan lain yang menjadi panduan network engineering dalam menetapkan IP Address yang dipergunakan dalam jaringan lokal adalah sebagai berikut :
0.0.0.0/8 ---> 0.0.0.1 s.d. 0.255.255.254
Hosts/Net: 16.777.214
10.0.0.0/8 ---> 10.0.0.1 s.d. 10.255.255.254
Hosts/Net: 16.777.214
127.0.0.0/8 ---> 127.0.0.1 s.d. 127.255.255.254
Hosts/Net: 16.777.214
172.16.0.0/12 ---> 172.16.0.1 s.d.172.31.255.254
Hosts/Net: 1.048.574 (Private Internet)
192.0.2.0/24 ---> 192.0.2.1 s.d. 192.0.2.254
Hosts/Net: 254
192.168.0.0/16 ---> 192.168.0.1 s.d.192.168.255.254
Hosts/Net: 65.534 (Private Internet)
169.254.0.0/16 ---> 169.254.0.1 s.d.169.254.255.254
Hosts/Net: 65.534
dan semua space dari klas D dan E dapat digunakan untuk IP Address local area network, karena IP ini tidak digunakan (di publish) di internet.
Range IP AddressDalam dunia jaringan, terutama Internet, kita sering mengenal istilah IP Address. Lalu apakah IP Address itu?
IP Address merupakan alamat yang dimiliki oleh host/device/komputer. Alamat ini dibuat berdasarkan protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). TCP/IP sendiri merupakan suatu aturan yang mengatur bagaimana komputer berhubungan dari satu ujung jaringan ke ujung jaringan lain terutama di Internet.
Kita kembali ke IP Address. Dalam dunia nyata, IP Address ini ibarat alamat surat pos. Seperti kita ketahui, alamat surat tidak ada satu pun yang sama, walaupun mempunyai nama jalan yang berbeda, tidak akan ada alamat yang mempunyai negara, provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, dst yang sama, pasti ada yang berbeda.
IP Address sendiri sekarang sudah mencapai versi 6 atau IPv6. Namun, dewasa ini yang masih umum dipakai adalah IPv4. Nah, kali ini kita akan sedikit membahas tentang IP Range. IP Range perlu diketahui untuk menyesuaikan berapa jumlah alamat yang kita butuhkan untuk suatu jaringan sesuai dengan kebutuhan.
OK, langsung aja.
IP Address memiliki 4 blok angka,
192.168.2.0
Semua angka di atas bernilai 32 bit (4 byte). Jadi, masing-masing blok, bernilai 8 bit (1 byte)
IP Address mempunyai pasangan yang dinamakan Netmask (Topeng jaringan, hehe). Sesuai namanya, Netmask ini layaknya seperti topeng yang menentukan seberapa besar range IP Address yanng akan kita miliki. Semakin besar netmask, semakin kecil IP range, begitu pun sebaliknya.
Berikut contoh netmask
255.255.255.0
Penulisan netmask di atas bertujuan untuk memudahkan kita sebagai manusia. Adapun jika dibaca oleh komputer, Netmask ini akan diubah menjadi bilangan biner
nilai tertinggi : 255=11111111
nilai terrendah : 0=0000000 (8 digit angka 0 disesuaikan dengan jumlah digit dari 255)
Kadang-kadang, penulisan Netmask ini digabungkan di belakang alamat IP. Contohnya:
192.168.100.36/28
/28 ini menyatakan jumlah angka 1 dalam binernya Netmask
11111111.11111111.11111111.11110000 (ada 28 angka 1)
Oh, ya, aku mau berikan dua cara yang bisa dipilih, cara standar dan cara cepat
CARA STANDAR
Contoh 1 :
Bila diberikan IP 192.168.100.36/28, berapakah range IP Addressnya?
Ubah angka paling belakang IP menjadi angka biner
36=01000100
Tambahkan 0 di depan angka biner jika belum memennuhi 8 digit
36=00100100 (Analogi: 20 = 020)
Karena netmasknya /28, maka akan tersisa digit angka biner terakhir yang sebanyak 4 digit
Penjelasannya:
jumlah angka 1 di Netmasknya ada 28, maka netmasknya:
11111111.11111111.11111111.11110000
( 255 . 255 . 255 . 240 )
Maka, hanya ada 4 digit paling akhir yang dapat diotak-atik.
0010 | 0100
Ambil 4 digit angka terakhir tersebut, ubah jadi nilai paling rendah (0000) dan nilai paling tinggi (1111)
0010 | 0000
0010 | 1111
Kembalikan ke bentuk desimal
0010 | 0000 = 32
0010 | 1111 = 47
Maka, range IP dari 192.168.100.36/28 adalah dari 192.168.10 [32....47]
Hal ini berarti ada 16 alamat yang ada, mulai dari 192.168.10.32 sampai dengan 192.168.100.47
Namun perlu diperhatikan akan ada 2 (dua) alamat yang tidak bisa dipakai. Jadi, yang bisa dipakai sebagai hostadalah dari 192.168.10.33 sampai dengan 192.168.100.46 karena alamat 192.168.10.32 dipakai sebagai net address, sedangkan 192.168.100.47 dipakai sebagai broadcast address. Sehingga ada 14 alamat yang tersedia digunakan untukhost.
Contoh 2 :
Tentukan range IP Address dari IP 202.10.30.88 dan Netmasknya 255.255.255.252
Ubah angka terakhir IP menjadi bilangan biner
88 = 01011000
Karena sudah 8 digit, maka tidak diubah
Perhatikan Netmask yang memiliki angka bukan 255. Hal ini karena netmask yang memiliki angka 255 otomatis memiliki kemungkinan pengalamatan satu. Ingat aturan awal semakin besar netmask, semakin kecil kemungkinan pengalamatan (semakin kecil range). Oleh karena itu, kita akan otak-atik angka 252
252 = 11111100
Maka, kita hanya bisa mengotak-atik dua digit terakhir
88 = 010110 | 00
Ambil 2 digit angka terakhir tersebut, ubah jadi nilai terrendah (00) dan nilai tertinggi (11)
0010110 | 00
0010110 | 11
Ubah kembali menjadi bilangan desimal
0010110 | 00 = 88
0010110 | 11 = 91
Maka, range IP Addressnya 202.10.30 [88....91]
Sehingga, akan ada 4 alamat yanng tersedia.
net address : 202.10.30.88
host address : 202.10.30[89....90] (ada 13 alamat yang bisa digunakan)
broadcast address :202.10.30.91
CARA CEPAT
Contoh 1 :
Bila diberikan IP 192.168.100.36/28, berapakah range IP Addressnya?
Cari netmask desimalnya
/28 = 11111111.11111111.11111111.11110000
/28 = 255 . 255 . 255 . 240
Cari selisih netmask
IP Address : 192 . 168 . 100 . 36
Selisih : (265-255) . (256-255) . (256-255).(256-240)
Jumlah : 1 . 1 . 1 . 16
Range IP : 192 . 168 . 100 . [32.....47]
[32.....47] diambil dari pembagian 256 terhadap 16, menjadi beberapa range
0 - 15
16 - 31
32 - 47 Range di mana 36 berada
48 - 63
dst s/d
240 – 255
Sehingga ada 16 alamat yang tersedia
Contoh 2
Tentukan range IP Address dari IP 202.10.30.88 dan Netmasknya 255.255.255.252
Cari selisih netmask
IP Address
202
10
30
88
Netmask
255
255
255
252
Selisih
(256-255)
(256-255)
(256-255)
(256-252)
Jumlah
1
1
1
4
Range IP
202
10
30
[88....91]
Range IP : 202 . 10 . 30 . [88.....91]
[88....91] diambil dari pembagian 256 terhadap 4 menjadi beberapa range
0 - 3
4 - 7
8 - 11
dst
88 - 91 Tempat angka 88 berada
92 - 95
96 - 99
dst
252 – 255
Lebih baik kamu buat garis bilangan, biar mudah
Sehingga, Sehingga, akan ada 4 alamat yanng tersedia.
net address
202.10.30.88
host address
202.10.30[89....90] (ada 13 alamat yang bisa digunakan)
broadcast address
202.10.30.91
MAC Address
MAC (Medium Access Control) Address atauPhysical Address adalah setara dengan nomor seri Kartu Jaringan (Network Interface Card/NIC). Setiap alamat MAC adalah unik yang panjangnya terdiri dari 48 bit. 24 bit pertama dari MAC Address merepresentasikan vendor pembuat kartu tersebut dan 24 bit sisanya merepresentasikan nomor kartu tersebut. Pada lapisan OSI (Open System Interconnection) MAC Address menempati lapisan Data Link Layer (layer kedua setelahPhysical Layer).
MATERI TENTANG SET INSTRUKSI
Set intruksi berupa jenis pengalamatan, system bust, CPU dan I/O set intruksi mode dan format pengalamatan
• Operasi dari CPU ditentukan oleh instruksi-instruksi yang dilaksanakan atau dijalankannya. Instruksi ini disebut sebagai instruksi mesin atau instruksi computer
• Kumpulan dari instruksi-instruksi yang berbeda yang dapat dijalankan oleh CPU disebut set instruksi
Elemen-elemen dari instruksi mesin
• Operation Code: menentukan operasi yang akan dilaksanakan
• Source operand reference: merupakan input bagi operasi yang akan dilaksanakan
• Result operand reference: merupakan hasil dari operasi yang dilaksanakan
• Next instruction reference: memberitahu CPU untuk mengambil (fetch) instruksi yang dijalankan
Selesai. Source dan result operands dapat berupa salah satu diantara
3 jenis berikut ini:
• Main or Virtual memory
• CPU register
• I/O device
Desain set instruksi
Desain set instruksi merupakan masalah yang kompleks yang melibatkan banyak aspek , diantaranya adalah:
1. Kelengkapan set instruksi
2. Ortogonalitas (sifat independensi instruksi)
3. Kompatibilitas:
-source code compatibility
-object code compatibility
Selain ketiga aspek tersebut juga melibatkan hal-hal sebagai berikut:
1. Operation repertoire: berapa banyak dan operasi apa saja yang disediakan, dan berapa sulit operasinya
2. Data types: tipe/jenis data yang dapat olah instruction format: panjangnya, banyaknya alamat
3. Register: banyaknya register yang dapat digunakan 4 addressing: mode pengalamatan untuk operand
Format instruksi
Suatu instruksi terdiri dari beberapa field yang sesuai dengan elemen dalam instruksi tersebut. Layout dari suatu instruksi sering disebut sebagai format instruksi
Opcode operand reference jenis-jenis operand
• Address (akan dibahas pada addressing modes)
• Numbers:
-integer or fixed
-floating point
-decimal (BCD)
* character:
- ASCII
- EBCDIC
Jenis instruksi
• data processing arithmetic dan logic instructions
• data storage: memory instructions
• data movement: I/O instructions
• control: test and branch instructions
transfer data
• menetapkan lokasi operand sumber dan operand tujuan
• lokasi-lokasi tersebut dapat berupa memori, register atau bagian paling atas daripada stack
• menetapkan panjang data yang dipindahkan
• menetapkan mode pengalamatan
• tindakan CPU untuk melakukan transfer data adalah:
- memindahkan data dari suatu lokasi ke lokasi lain
- apabila memori dibatkan:
a. Menetapkan alamat memori
b. Menjalankan transformasi alamat memori actual
c. Mengawali pembacaan/penulisan memori
Operasi set instruksi untuk transfer data
• Move: memindahkan word atau blok dari sumber ke tujuan
• Store: memindahkan word dari prosesor ke memori
• Load: memindahkan word dari memori ke prosesor
• Exchange: menukar isi sumber ke tujuan
• Clear/reset: memindahkan word 0 ke tujuan
• Set: memindahkan word 1 ke tujuan
• Push: memindahkan word dari sumber ke bagian paling atas stack
• Pop: memindahkan word dari bagian paling atas sumber
Arithmetic
Tindakan CPU untuk melakukan operasi arithmetic:
• Transfer data sebelum atau sesudah
• Melakukan fungsi dalam ALU
• Men-set kode-kode kondisi dan flag
Operasi set instruksi untuk arithmetic:
• ADD: pejumlahan 5. ABSOLUTE
• SUBTRACK: pengurangan 6. NEGATIVE.
• MULTIPLY: perkalian 7. DECREMENT.
• DIVIDE: pembagian 8. INCREMENT
Nomor 5 sampai 8 merupakan instruksi tunggal LOGICAL
Tindakan CPU sama dengan arithmetic
Operasi set instruksi untuk operasi logical:
1. AND, OR, NOT, EXOR,
2. COMPARE: melakukan perbandingan logika
3. TEST: menguji kondisi tertentu.
4. SHIFT: operand menggeser ke kiri atau ke kanan menyebabkan konstanta pada ujung bit
5. ROTATE: operand menggeser ke kiri atau ke kanan dengan ujung yang terjalin
Converse
Tindakan CPU sama dengan arithmetic dan logical
Instruksi yang mengubah bilangan decimal menjadi bilangan biner.
1. TRANSLATE: menterjemahkan nilai-nilai dalam suatu bagian memori berdasarkan table
2. CONVERT: mengkorversi isi suatu word dari suatu bentuk ke bentuk lainnya.
NPUT / OUPUT
* Tindakan CPU untuk melakukan INPUT /OUTPUT :
1. Apabila memory mapped I/O maka menentukan alamat memory mapped.
2. Mengawali perintah ke modul I/O
* Operasi set instruksi Input / Ouput :
1. INPUT : memindahkan data dari pernagkat I/O tertentu ke tujuan
2. OUTPUT : memindahkan data dari sumber tertentu ke perangkat I/O
3. START I/O : memindahkan instruksi ke prosesor I/O untuk mengawali operasi I/O
4. TEST I/O : memindahkan informasi dari sistem I/O ke tujuan TRANSFER CONTROL
* Tindakan CPU untuk transfer control : Mengupdate program counter untuk subrutin , call / return.
* Operasi set instruksi untuk transfer control :
1. JUMP (cabang) : pemindahan tidak bersyarat dan memuat PC dengan alamat tertentu.
2. JUMP BERSYARAT : menguji persyaratan tertentu dan memuat PC dengan alamat tertentu atau tidak melakukan apa tergantung dari persyaratan.
3. JUMP SUBRUTIN : melompat ke alamat tertentu.
4. RETURN : mengganti isi PC dan register lainnya yang berasal dari lokasi tertentu.
5. EXECUTE : mengambil operand dari lokasi tertentu dan mengeksekusi sebagai instruksi
6. SKIP : menambah PC sehingga melompati instruksi berikutnya.
7. SKIP BERSYARAT : melompat atau tidak melakukan apa-apa berdasarkan pada persyaratan
8. HALT : menghentikan eksekusi program.
9. WAIT (HOLD) : melanjutkan eksekusi pada saat persyaratan dipenuhi
10. NO OPERATION : tidak ada operasi yang dilakukan.
CONTROL SYSTEM
* Hanya dapat dieksekusi ketika prosesor berada dalam keadaan khusus tertentu atau sedang mengeksekusi suatu program yang berada dalam area khusus, biasanya digunakan dalam sistem operasi. * Contoh : membaca atau mengubah register kontrol.
JUMLAH ALAMAT (NUMBER OF ADDRESSES)
* Salah satu cara tradisional untuk menggambarkan arsitektur prosessor adalah dengan melihat jumlah alamat yang terkandung dalam setiap instruksinya.
* Jumlah alamat maksimum yang mungkin diperlukan dalam sebuah instruksi :
1. Empat Alamat ( dua operand, satu hasil, satu untuk alamat instruksi berikutnya)
2. Tiga Alamat (dua operand, satu hasil)
3. Dua Alamat (satu operand merangkap hasil, satunya lagi operand)
4. Satu Alamat (menggunakan accumulator untuk menyimpan operand dan hasilnya)
Macam-macam instruksi menurut jumlah operasi yang dispesifikasikan
1. O – Address Instruction
2. 1 – Addreess Instruction.
3. N – Address Instruction
4. M + N – Address Instruction
Macam-macam instruksi menurut sifat akses terhadap memori atau register
1. Memori To Register Instruction
2. Memori To Memori Instruction
3. Register To Register Instruction
ADDRESSING MODES
Jenis-jenis addressing modes (Teknik Pengalamatan) yang paling umum:
* Immediate
* Direct
* Indirect
* Register
* Register Indirect
* Displacement
* Stack
sumber:http//mix.materi.flowchart.pengalamatan.setinstruksi.blogspot.com
Jumat, 26 September 2014
MATERI MIKROTIK
teori Dasar Mikrotik
Belajar Mikrotik : Teori Dasar Mikrotik - Teori dasar Mikrotik diperlukan ketika kita akan belajar Mikrotik agar dapat mengerti dengan baik materi dasar tentang Mikrotik itu sendiri. Pada artikelTutorial Mikrotik Indonesia sebelumnya sudah dibahas tentang Apa itu Mikrotik? Pengertian Mikrotik & Penjelasannya. Kali ini kita akan membahas mengenai Teori Dasar Mikrotik.
MikroTik RouterOS™ merupakan sistem operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.
MikroTik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins. John Trully adalah seorang berkewarganegaraan Amerika yang berimigrasi ke Latvia. Di Latvia ia bejumpa dengan Arnis, Seorang darjana Fisika dan Mekanik sekitar tahun 1995.
John dan Arnis mulai me-routing dunia pada tahun 1996 (misi MikroTik adalah me- routing seluruh dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wireless-LAN (WLAN) Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova, negara tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia.
Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi membuat program router yang handal dan dapat dijalankan diseluruh dunia. Latvia hanya merupakan tempat eksperimen John dan Arnis, karena saat ini mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani sekitar 400 pengguna.
Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama denag bantuan 5-15 orang staff Research and Development (R&D) MikroTik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-negara berkembang. Menurut Arnis, selain staf di lingkungan MikroTik, mereka juga merekrut tenega-tenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan MikroTik secara marathon.
1. MikroTik RouterOS yang berbentuk software yang dapat di-download di www.mikrotik.com. Dapat diinstal pada kompuetr rumahan (PC).
2. MikroTik RouterBoard yaitu BUILT-IN Hardware Mikrotik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstal MikroTik RouterOS.
Sejarah MikroTik RouterOS
MikroTik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins. John Trully adalah seorang berkewarganegaraan Amerika yang berimigrasi ke Latvia. Di Latvia ia bejumpa dengan Arnis, Seorang darjana Fisika dan Mekanik sekitar tahun 1995.
John dan Arnis mulai me-routing dunia pada tahun 1996 (misi MikroTik adalah me- routing seluruh dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS-DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wireless-LAN (WLAN) Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova, negara tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia.
Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi membuat program router yang handal dan dapat dijalankan diseluruh dunia. Latvia hanya merupakan tempat eksperimen John dan Arnis, karena saat ini mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani sekitar 400 pengguna.
Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama denag bantuan 5-15 orang staff Research and Development (R&D) MikroTik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-negara berkembang. Menurut Arnis, selain staf di lingkungan MikroTik, mereka juga merekrut tenega-tenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan MikroTik secara marathon.
Jenis-Jenis Mikrotik
1. MikroTik RouterOS yang berbentuk software yang dapat di-download di www.mikrotik.com. Dapat diinstal pada kompuetr rumahan (PC).
2. MikroTik RouterBoard yaitu BUILT-IN Hardware Mikrotik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstal MikroTik RouterOS.
Fitur-Fitur Mikrotik
- Address List : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama
- Asynchronous : Mendukung serial PPP dial-in / dial-out, dengan otentikasi CHAP, PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modem pool hingga 128 ports.
- Bonding : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antarmuka ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi cepat.
- Bridge : Mendukung fungsi bridge spinning tree, multiple bridge interface, bridging firewalling.
- Data Rate Management : QoS berbasis HTB dengan penggunaan burst, PCQ, RED, SFQ, FIFO queue, CIR, MIR, limit antar peer to peer
- DHCP : Mendukung DHCP tiap antarmuka; DHCP Relay; DHCP Client, multiple network DHCP; static and dynamic DHCP leases.
- Firewall dan NAT : Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT dan destination NAT. Mampu memfilter berdasarkan MAC, IP address, range port, protokol IP, pemilihan opsi protokol seperti ICMP, TCP Flags dan MSS.
- Hotspot : Hotspot gateway dengan otentikasi RADIUS. Mendukung limit data rate, SSL ,HTTPS.
- IPSec : Protokol AH dan ESP untuk IPSec; MODP Diffie-Hellmann groups 1, 2, 5; MD5 dan algoritma SHA1 hashing; algoritma enkirpsi menggunakan DES, 3DES, AES-128, AES-192, AES-256; Perfect Forwarding Secresy (PFS) MODP groups 1, 2,5
- ISDN : mendukung ISDN dial-in/dial-out. Dengan otentikasi PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung 128K bundle, Cisco HDLC, x751, x75ui, x75bui line protokol.
- M3P : MikroTik Protokol Paket Packer untuk wireless links dan ethernet.
- MNDP : MikroTik Discovery Neighbour Protokol, juga mendukung Cisco Discovery Protokol (CDP).
- Monitoring / Accounting : Laporan Traffic IP, log, statistik graph yang dapat diakses melalui HTTP.
- NTP : Network Time Protokol untuk server dan clients; sinkronisasi menggunakan system GPS.
- Poin to Point Tunneling Protocol : PPTP, PPPoE dan L2TP Access Consentrator; protokol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan Radius; enkripsi MPPE; kompresi untuk PPoE; limit data rate.
- Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxy server, HTTPS proxy; transparent proxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protokol SOCKS; mendukung parent proxy; static DNS.
- Routing : Routing statik dan dinamik; RIP v1/v2, OSPF v2, BGP v4.
- SDSL : Mendukung Single Line DSL; mode pemutusan jalur koneksi dan jaringan.
- Simple Tunnel : Tunnel IPIP dan EoIP (Ethernet over IP).
- SNMP : Simple Network Monitoring Protocol mode akses read-only.
- Synchronous : V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 (T3) media ttypes; sync-PPP, Cisco HDLC; Frame Relay line protokol; ANSI-617d (ANDI atau annex D) dan Q933a (CCITT atau annex A); Frame Relay jenis LMI.
- Tool : Ping, Traceroute; bandwidth test; ping flood; telnet; SSH; packet sniffer; Dinamik DNS update.
- UPnP : Mendukung antarmuka Universal Plug and Play.
- VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1q untuk jaringan ethernet dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.
- VoIP : Mendukung aplikasi voice over IP.
- VRRP : Mendukung Virtual Router Redudant Protocol.
- WinBox : Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi MikroTik RouterOS.
Demikianlah pembahasan tentang artikel Belajar Mikrotik : Teori Dasar Mikrotik. Teori dasar ini bisa anda gunakan sebagai pedoman dalam belajar mikrotik kedepannya. Semoga bermanfaat :)
Sumber :
http://mikrotikindo.blogspot.com/2013/02/belajar-mikrotik-teori-dasar-mikrotik.html
Langganan:
Postingan (Atom)